2.1 Pengertian
Media Display
Media display
termasuk dalam kelompok media yang tidak diproyeksikan (nonprojected media). Media display adalah
media untuk menyampaikan informasi atau pesan secara visual (untuk
dilihat/dipajang/dipresentasikan), menarik dan komunikatif (mudah dimengerti). Bedanya dengan gambar diam adalah gambar diam
hanya berupa gambar sesuatu tanpa harus menarik dan tidak perlu komunikatif
karena dipergunakan sebagai media yang langsung berhadapan dengan yang
melihatnya untuk diberi penjelasan rinci secara lisan, sedangkan media display berupa
gambar yang memuat informasi atau pesan yang harus langsung dapat dimengerti (komunikatif)
oleh yang melihatnya begitu gambar tersebut dilihat, tanpa harus dijelaskan
secara lisan.
2.2 Jenis-jenis
Media Display
Yang termasuk Media Display adalah Flip Chart, Chart,
Grafik, Poster, Bulletin Board, dan sejenisnya.
1. Flip
Chart
Flip Chart adalah kumpulan ringkasan, skema, gambar, tabel
yang dibuka secara berurutan berdasarkan topik materi pembelajaran. Bahan flip chart biasanya kertas ukuran plano yang
mudah dibuka-buka, ditulis, dan berwarna cerah. Untuk daya tarik, flip chart dapat dicetak dengan aneka
warna dan variasi desainnya.
2. Chart
Chart adalah
gambar grafis yang menginformasikan hubungan-hubungan misalnya hubungan
kronologis, hubungan jumlah, hubungan hierarki, dan sebagainya. Di buku, chart
biasanya berupa tabel (flowchart),
namun jika diperbesar untuk tampilan klasikal dapat berupa wallchart.
Macam-macam chart antara lain:
a.
Chart Organisasi (Organization Chart), yaitu Chart
yang memuat hubungan hierarki (rantai komando) dalam suatu organisasi misalnya
perusahan, lembaga pemerintah, dan lain-lain.
b.
Chart Garis Waktu (Time Line Chart), yaitu Chart
yang memuat hubungan kronologis antara beberapa peristiwa misalnya perkembangan
alat transportasi dari tahun ke tahun.
c.
Chart Klasifikasi (Classification Chart), yaitu Chart
yang memuat klasifikasi atau kategorisasi sesuatu, kejadian atau spesies
tertentu, misalnya segitiga bertingkat rantai makanan.
d.
Chart Aliran (Flow
Chart), yaitu Chart yang memuat
sebuah prosedur atau sebuah proses misalnya bagan proses perkembangbiakan manusia.
e.
Chart Tabulasi (Tabular Chart), yaitu Chart
yang memuat angka atau data misalnya tabel keberangkatan bis kota.
3. Grafik
Grafik adalah gambar grafis yang menyajikan
bentuk visual dari sejumlah angka. Maksudnya angka divisualkan dalam suatu
bentuk umpamanya bentuk garis, batang, dan sejenisnya. Macam-macam grafik berdasarkan visual yang mewakilinya
antara lain:
a.
Grafik Batang (Bar Graphs),
yaitu grafik berupa batang/kotak persegi dengan lebar sama, dimana tingginya
menunjukkan jumlah angka yang diwakilinya.
b.
Grafik Gambar (Pictorial Graphs),
yaitu grafik berupa gambar sederhana untuk mempresentasikan sejumlah angka,
misalnya gambar orang.
c.
Grafik Lingkaran (Circle Pastel/Pie Pastel), yaitu grafik berupa gambar
sebuah lingkaran yang dibagi sesuai dengan jumlah objek yang dipresentasikan,
dimana setiap bagian mewakili bagian atau prosentase dari keseluruhan bagian.
Misalnya grafik pendapat siswa untuk study
tour.
d.
Grafik Garis (Line Graphs),
yaitu grafik berupa garis pada bidang Cartesius (vertikal-horizontal).
Dalam memilih grafik mana yang akan kita
gunakan, kita lakukan pertimbangan seberapa kompleks informasi yang akan kita
sajikan dan bagaimana keterampilan membaca grafik dari orang yang kita harapkan
membacanya.
4. Poster
Poster adalah gambar yang bersifat persuasif
(menarik perhatian) dengan cara memadukan gambar, warna, tulisan dan
kata-kata/kalimat.
5. Bulletin Board
Bulletin Board adalah sebuah bidang datar yang terbuat dari bahan yang tembus paku
payung atau benda tajam lainnya tanpa merusak permukaannya, berisi berita,
pengetahuan, pesan dan sejenisnya yang sifatnya untuk umum/untuk suatu
populasi, bukan untuk sekelompok orang saja. Bulletin Board hampir sama dengan MADING tetapi lebih sederhana.
Bulletin Board mengandung 3 unsur yaitu:
a.
Dekoratif (pesan didekorasi supaya menarik dilihat),
b.
Motivatif (pesan berupa karya siswa untuk memotivasi dirinya/temannya)
c.
Instruksional (pesan berupa bahan pelajaran)
2.3 Kelebihan
dan Kekurangan Media Display
Kelebihan Media Display
1.
Harga
murah dan variasi program lebih banyak daripada TV.
2.
Sifatnya
mudah untuk dipindahkan.
3.
Dapat
digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang atau
diputar kembali.
4.
Dapat
merangsang partisipasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan daya
imajinasi seperti menulis, menggambar dan sebagainya.
Kekurangan Media Display
1.
Memerlukan
suatu pemusatan pengertian pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu,
sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar yang khusus.
2.
Media
audio yang menampilkan simbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah
abstrak, sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
3.
Karena
abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan
penguasaan perbendaharaan kata-kata atau bahasa, serta susunan kalimat.
4.
Media
ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai
kemampuan dalam berpikir abstrak.
5.
Penampilan
melalui ungkapan perasaan atau simbol analog lainnya dalam bentuk suara harus
disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada si penerima.
2.4 Pengertian Media Realia
Benda
nyata (real thing) merupakan alat
bantu yang paling mudah penggunaannya, karena kita tidak perlu membuat
persiapan selain langsung menggunakannya. Yang dimaksud dengan benda nyata
sebagai media adalah alat penyampaian informasi yang berupa benda atau obyek
yang sebenarnya atau asli dan tidak mengalami perubahan yang berarti.
Sebagai
obyek nyata, realia merupakan alat bantu yang bisa memberikan pengalaman
langsung kepada pengguna. Oleh karena itu, realia banyak digunakan dalam proses
belajar mengajar sebagai alat bantu memperkenalkan subjek baru. Realia mampu
memberikan arti nyata kepada hal-hal yang sebelumnya hanya digambarkan secara
abstrak yaitu dengan kata-kata atau hanya visual.
Bentuk
realia sama dengan benda sebenarnya yang tidak mengalami perubahan sama sekali
dan dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran. Akan tetapi, kesulitan kadang
timbul dalam menghadirkan realia secara utuh yang disebabkan oleh ukuran yang
terlalu besar atau sulit ditemukan di lingkuangan sekitar. Oleh karena itu,
beberapa modifikasi seringkali harus dilakukan.
Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memodifikasi benda nyata untuk
keperluan pembelajaran:
1.
Dengan cara memotong bagian tertentu dari realia jika berukuran terlalu besar. Dalam memotong
realia perhatikan agar bagian yang dipotong tidak merusak benda tersebut
sebagai media yang dapat dipelajari oleh siswa.
2.
Dengan cara mengawetkan realia hidup jika benda tersebut berbahaya atau
lekas rusak jika digunakan dalam kelas, misalnya penggunaan satwa atau tumbuhan
sebagai media pembelajaran. Satwa yang berbahaya perlu ditempatkan di tempat
tertentu atau diawetkan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai sarana
observasi oleh siswa.
3.
Dengan menampilkan beberapa jenis
realia secara bersama-sama, ditambah dengan informasi tercetak yang
kesemuanya dapat menggambarkan suatu topik tertentu. Cara ini disebut juga dengan
istilah eksibisi atau pameran realia.
2.5 Karakteristik Media Realia
Dalam dunia pendidikan, realia sering
dianggap sebagai media informasi yang paling mudah diaskes dan menarik. Sebagai
media informasi, realia mampu menjelaskan hal-hal yang abstrak dengan hanya
sedikit atau tanpa keterangan verbal. Dengan berinteraksi langsung dengan
realia, diharapkan hal-hal yang kurang jelas, apabila diterangkan secara verbal
akan menjadi jelas. Realia memiliki kemampuan untuk merangsang imajinasi
pengguna dengan membawa kehidupan di dunia nyata ke dalam perpustakaan ataupun
ke dalam kelas.
Realia akan sangat membantu apabila digunakan
dalam suatu proses memperoleh informasi dengan tujuan untuk memperoleh
pengetahuan melalui pengalaman sendiri atau sering disebut sebagai tujuan
kognitif. Dalam proses ini, realia dilibatkan sebagai suatu obyek nyata yang
belum dikenal dan para pengguna akan belajar untuk mengenalnya. Realia dapat
memberikan pengguna pengalaman langsung dan nyata; pengalaman keindahan yang
tidak bisa didapat melalui media lain.
Untuk memungkinkan suatu realia ditampilkan
dalam suatu ruangan kadang sangat sulit karena ukuran yang terlalu besar
(contoh: lokomotif, pesawat, mobil), atau terlalu kecil (contoh: kuman) atau
memang tidak memungkinkan untuk ditampilkan (contoh: bulan). Kadangkala
menghadirkan realia dapat berbahaya misalnya menampilkan ular. Cara
mengatasinya dapat menggunakan ular mati yang telah diawetkan agar pengguna
bisa mengamati dengan aman. Dengan jalan ini, pengguna masih merasakan
pengalaman langsung.
Sebagai media pembelajaran, realia memiliki
potensi untuk digunakan dalam berbagai topik mata pelajaran. Realia mampu memberikan
pengalaman belajar langsung (Hands on
Experience) bagi siswa. Dengan menggunakan benda nyata sebagai media, siswa
dapat menggunakan berbagai indera untuk mempelajari suatu objek. Siswa dapat
melihat, meraba, mencium, bahkan merasakan objek yang tengah dipelajari. Dalam
menggunakan realia, pengguna dituntut kemampuannya menginterpretasikan
hubungan-hubungan tentang benda yang sesungguhnya.
Selain memiliki potensi sebagai media
pembelajaran, realia juga memiliki keterbatasan. Salah satu keterbatasan realia
adalah adanya kemungkinan siswa mempunyai interpretasi yang berbeda terhadap
objek yang sedang dipelajari. Kemungkinan lain adalah informasi yang ingin
disampaikan akan berbeda sehingga tidak sesuai dengan yang diharapkan.
2.6 Pemilihan Media Realia dalam Pembelajaran
Sebelum memilih realia yang akan digunakan, kita harus mempertimbangkan kemungkinan realia
tersebut akan dipegang oleh siswa. Banyak realia yang sangat rapuh. Oleh karena
itu, simpanlah realia yang rapuh dalam kotak pajangan. Idealnya, pengguna harus
dapat menyentuh realia untuk mendapatkan pengalaman yang tidak mungkin didapat
dari media lain. Kalau memungkinkan, realia tersebut disimpan dalam plastik
yang tembus pandang sehingga realia dapat diambil tanpa takut rusak.
Apabila realia dianggap mahal, atau ruangan
yang ada tidak memadai, perpustakaan dapat memutuskan untuk tidak memiliki
realia dalam koleksinya. Pertanyaan atau permintaan tentang suatu realia dapat
dilayani dengan cara mengarahkan pengguna ke tempat lain yang memiliki realia
tersebut, misalnya ke kebun binatang untuk melihat binatang-binatang yang tidak
mungkin ditampilkan di depan kelas, ke planetarium untuk mengetahui benda-benda
ruang angkasa.
Hal lain yang penting diperhatikan dalam
menggunakan realia sebagai media pembelajaran adalah:
1.
Berikan kesempatan yang besar agar siswa dapat berinteraksi langsung
dengan benda yang sedang dipelajari. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang
membantu siswa mempelajari objek sebagai sumber informasi dan pengetahuan.
2.
Berikan siswa kesempatan untuk mencari informasi sebanyak mungkin yang
berkaitan dengan objek yang sedang dipelajari.
Hindari hal-hal yang tidak diinginkan atau risiko
yang akan dihadapi siswa pada saat mempelajari realia.
mkash banyak,,sangat membantu
BalasHapustolong referensinya dong
BalasHapustolong refrensinya.. diambil dari buku apa teori ini?
BalasHapustolong refrensinya.. diambil dari buku apa teori ini?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmateri ini sangat lengkap
BalasHapusinformasi tebtang judul dan pengarang buku tentang media realia tolong di informasikan juga dong :) trims
BalasHapus