Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 28 April 2015

Pemanfaatan Media Displai dan Realia dalam Pembelajaran

2.1 Pengertian Media Display
Media display termasuk dalam kelompok media yang tidak diproyeksikan (nonprojected media). Media display adalah media untuk menyampaikan informasi atau pesan secara visual (untuk dilihat/dipajang/dipresentasikan), menarik dan komunikatif (mudah dimengerti). Bedanya dengan gambar diam adalah gambar diam hanya berupa gambar sesuatu tanpa harus menarik dan tidak perlu komunikatif karena dipergunakan sebagai media yang langsung berhadapan dengan yang melihatnya untuk diberi penjelasan rinci secara lisan, sedangkan media display berupa gambar yang memuat informasi atau pesan yang harus langsung dapat dimengerti (komunikatif) oleh yang melihatnya begitu gambar tersebut dilihat, tanpa harus dijelaskan secara lisan.

2.2 Jenis-jenis Media Display
Yang termasuk Media Display adalah Flip Chart, Chart, Grafik, Poster, Bulletin Board, dan sejenisnya.
1.  Flip Chart
Flip Chart adalah kumpulan ringkasan, skema, gambar, tabel yang dibuka secara berurutan berdasarkan topik materi pembelajaran. Bahan flip chart biasanya kertas ukuran plano yang mudah dibuka-buka, ditulis, dan berwarna cerah. Untuk daya tarik, flip chart dapat dicetak dengan aneka warna dan variasi desainnya.

2.  Chart
Chart adalah gambar grafis yang menginformasikan hubungan-hubungan misalnya hubungan kronologis, hubungan jumlah, hubungan hierarki, dan sebagainya. Di buku, chart biasanya berupa tabel (flowchart), namun jika diperbesar untuk tampilan klasikal dapat berupa wallchart.
Macam-macam chart antara lain:
a.    Chart Organisasi (Organization Chart), yaitu Chart yang memuat hubungan hierarki (rantai komando) dalam suatu organisasi misalnya perusahan, lembaga pemerintah, dan lain-lain.
b.    Chart Garis Waktu (Time Line Chart), yaitu Chart yang memuat hubungan kronologis antara beberapa peristiwa misalnya perkembangan alat transportasi dari tahun ke tahun.
c.    Chart Klasifikasi (Classification Chart), yaitu Chart yang memuat klasifikasi atau kategorisasi sesuatu, kejadian atau spesies tertentu, misalnya segitiga bertingkat rantai makanan.
d.   Chart Aliran (Flow Chart), yaitu Chart yang memuat sebuah prosedur atau sebuah proses misalnya bagan proses perkembangbiakan manusia.
e.    Chart Tabulasi (Tabular Chart), yaitu Chart yang memuat angka atau data misalnya tabel keberangkatan bis kota.

3.  Grafik
Grafik adalah gambar grafis yang menyajikan bentuk visual dari sejumlah angka. Maksudnya angka divisualkan dalam suatu bentuk umpamanya bentuk garis, batang, dan sejenisnya. Macam-macam grafik berdasarkan visual yang mewakilinya antara lain:
a.    Grafik Batang (Bar Graphs), yaitu grafik berupa batang/kotak persegi dengan lebar sama, dimana tingginya menunjukkan jumlah angka yang diwakilinya.
b.    Grafik Gambar (Pictorial Graphs), yaitu grafik berupa gambar sederhana untuk mempresentasikan sejumlah angka, misalnya gambar orang.
c.    Grafik Lingkaran (Circle Pastel/Pie Pastel), yaitu grafik berupa gambar sebuah lingkaran yang dibagi sesuai dengan jumlah objek yang dipresentasikan, dimana setiap bagian mewakili bagian atau prosentase dari keseluruhan bagian. Misalnya grafik pendapat siswa untuk study tour.
d.   Grafik Garis (Line Graphs), yaitu grafik berupa garis pada bidang Cartesius (vertikal-horizontal).
Dalam memilih grafik mana yang akan kita gunakan, kita lakukan pertimbangan seberapa kompleks informasi yang akan kita sajikan dan bagaimana keterampilan membaca grafik dari orang yang kita harapkan membacanya.

4.  Poster
Poster adalah gambar yang bersifat persuasif (menarik perhatian) dengan cara memadukan gambar, warna, tulisan dan kata-kata/kalimat.

5.  Bulletin Board
Bulletin Board adalah sebuah bidang datar yang terbuat dari bahan yang tembus paku payung atau benda tajam lainnya tanpa merusak permukaannya, berisi berita, pengetahuan, pesan dan sejenisnya yang sifatnya untuk umum/untuk suatu populasi, bukan untuk sekelompok orang saja. Bulletin Board hampir sama dengan MADING tetapi lebih sederhana.
Bulletin Board mengandung 3 unsur yaitu:
a.    Dekoratif (pesan didekorasi supaya menarik dilihat),
b.    Motivatif (pesan berupa karya siswa untuk memotivasi dirinya/temannya)
c.    Instruksional (pesan berupa bahan pelajaran)

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Media Display
Kelebihan Media Display
1.      Harga murah dan variasi program lebih banyak daripada TV.
2.      Sifatnya mudah untuk dipindahkan.
3.      Dapat digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang atau diputar kembali.
4.      Dapat merangsang partisipasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dan sebagainya.

Kekurangan Media Display
1.      Memerlukan suatu pemusatan pengertian pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar yang khusus.
2.      Media audio yang menampilkan simbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah abstrak, sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
3.      Karena abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan penguasaan perbendaharaan kata-kata atau bahasa, serta susunan kalimat.
4.      Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berpikir abstrak.
5.      Penampilan melalui ungkapan perasaan atau simbol analog lainnya dalam bentuk suara harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada si penerima.

2.4 Pengertian Media Realia
Benda nyata (real thing) merupakan alat bantu yang paling mudah penggunaannya, karena kita tidak perlu membuat persiapan selain langsung menggunakannya. Yang dimaksud dengan benda nyata sebagai media adalah alat penyampaian informasi yang berupa benda atau obyek yang sebenarnya atau asli dan tidak mengalami perubahan yang berarti.
Sebagai obyek nyata, realia merupakan alat bantu yang bisa memberikan pengalaman langsung kepada pengguna. Oleh karena itu, realia banyak digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai alat bantu memperkenalkan subjek baru. Realia mampu memberikan arti nyata kepada hal-hal yang sebelumnya hanya digambarkan secara abstrak yaitu dengan kata-kata atau hanya visual.
Bentuk realia sama dengan benda sebenarnya yang tidak mengalami perubahan sama sekali dan dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran. Akan tetapi, kesulitan kadang timbul dalam menghadirkan realia secara utuh yang disebabkan oleh ukuran yang terlalu besar atau sulit ditemukan di lingkuangan sekitar. Oleh karena itu, beberapa modifikasi seringkali harus dilakukan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memodifikasi benda nyata untuk keperluan pembelajaran:
1.    Dengan cara memotong bagian tertentu dari realia jika berukuran terlalu besar. Dalam memotong realia perhatikan agar bagian yang dipotong tidak merusak benda tersebut sebagai media yang dapat dipelajari oleh siswa.
2.    Dengan cara mengawetkan realia hidup jika benda tersebut berbahaya atau lekas rusak jika digunakan dalam kelas, misalnya penggunaan satwa atau tumbuhan sebagai media pembelajaran. Satwa yang berbahaya perlu ditempatkan di tempat tertentu atau diawetkan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai sarana observasi oleh siswa.
3.    Dengan menampilkan beberapa jenis  realia secara bersama-sama, ditambah dengan informasi tercetak yang kesemuanya dapat menggambarkan suatu topik tertentu. Cara ini disebut juga dengan istilah eksibisi atau pameran realia.

2.5 Karakteristik Media Realia
Dalam dunia pendidikan, realia sering dianggap sebagai media informasi yang paling mudah diaskes dan menarik. Sebagai media informasi, realia mampu menjelaskan hal-hal yang abstrak dengan hanya sedikit atau tanpa keterangan verbal. Dengan berinteraksi langsung dengan realia, diharapkan hal-hal yang kurang jelas, apabila diterangkan secara verbal akan menjadi jelas. Realia memiliki kemampuan untuk merangsang imajinasi pengguna dengan membawa kehidupan di dunia nyata ke dalam perpustakaan ataupun ke dalam kelas.
Realia akan sangat membantu apabila digunakan dalam suatu proses memperoleh informasi dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sendiri atau sering disebut sebagai tujuan kognitif. Dalam proses ini, realia dilibatkan sebagai suatu obyek nyata yang belum dikenal dan para pengguna akan belajar untuk mengenalnya. Realia dapat memberikan pengguna pengalaman langsung dan nyata; pengalaman keindahan yang tidak bisa didapat melalui media lain.
Untuk memungkinkan suatu realia ditampilkan dalam suatu ruangan kadang sangat sulit karena ukuran yang terlalu besar (contoh: lokomotif, pesawat, mobil), atau terlalu kecil (contoh: kuman) atau memang tidak memungkinkan untuk ditampilkan (contoh: bulan). Kadangkala menghadirkan realia dapat berbahaya misalnya menampilkan ular. Cara mengatasinya dapat menggunakan ular mati yang telah diawetkan agar pengguna bisa mengamati dengan aman. Dengan jalan ini, pengguna masih merasakan pengalaman langsung.
Sebagai media pembelajaran, realia memiliki potensi untuk digunakan dalam berbagai topik mata pelajaran. Realia mampu memberikan pengalaman belajar langsung (Hands on Experience) bagi siswa. Dengan menggunakan benda nyata sebagai media, siswa dapat menggunakan berbagai indera untuk mempelajari suatu objek. Siswa dapat melihat, meraba, mencium, bahkan merasakan objek yang tengah dipelajari. Dalam menggunakan realia, pengguna dituntut kemampuannya menginterpretasikan hubungan-hubungan tentang benda yang sesungguhnya.
Selain memiliki potensi sebagai media pembelajaran, realia juga memiliki keterbatasan. Salah satu keterbatasan realia adalah adanya kemungkinan siswa mempunyai interpretasi yang berbeda terhadap objek yang sedang dipelajari. Kemungkinan lain adalah informasi yang ingin disampaikan akan berbeda sehingga tidak sesuai dengan yang diharapkan.

2.6 Pemilihan Media Realia dalam Pembelajaran
Sebelum memilih realia yang akan digunakan, kita harus mempertimbangkan kemungkinan realia tersebut akan dipegang oleh siswa. Banyak realia yang sangat rapuh. Oleh karena itu, simpanlah realia yang rapuh dalam kotak pajangan. Idealnya, pengguna harus dapat menyentuh realia untuk mendapatkan pengalaman yang tidak mungkin didapat dari media lain. Kalau memungkinkan, realia tersebut disimpan dalam plastik yang tembus pandang sehingga realia dapat diambil tanpa takut rusak.
Apabila realia dianggap mahal, atau ruangan yang ada tidak memadai, perpustakaan dapat memutuskan untuk tidak memiliki realia dalam koleksinya. Pertanyaan atau permintaan tentang suatu realia dapat dilayani dengan cara mengarahkan pengguna ke tempat lain yang memiliki realia tersebut, misalnya ke kebun binatang untuk melihat binatang-binatang yang tidak mungkin ditampilkan di depan kelas, ke planetarium untuk mengetahui benda-benda ruang angkasa.
Hal lain yang penting diperhatikan dalam menggunakan realia sebagai media pembelajaran adalah:
1.    Berikan kesempatan yang besar agar siswa dapat berinteraksi langsung dengan  benda yang sedang dipelajari. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mempelajari objek sebagai sumber informasi dan pengetahuan.
2.    Berikan siswa kesempatan untuk mencari informasi sebanyak mungkin yang berkaitan dengan objek yang sedang dipelajari.
Hindari hal-hal yang tidak diinginkan atau risiko yang akan dihadapi siswa pada saat mempelajari realia.

7 komentar:

  1. tolong refrensinya.. diambil dari buku apa teori ini?

    BalasHapus
  2. tolong refrensinya.. diambil dari buku apa teori ini?

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. informasi tebtang judul dan pengarang buku tentang media realia tolong di informasikan juga dong :) trims

    BalasHapus

 
 
Efek Blog